Indonesia Emas 2045, Jokowi Beber 3 Acuan Penting

Menuju Indonesia Emas 2045, ini 3 Acuan Penting Menurut Jokowi
jOKOWI

NASIONALIA.COM|IPTEK – Indonesia emas 2045 semakin dekat. Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi beberkan 3 acuan penting menuju visi Indonesia emas 2045 tersebut.

Pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita Indonesia mencapai US$ 30.300 dan angka kemiskinan menjadi 0,5-0,8 persen. Hal itu disampaikan dalam acara peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Poin yang pertama menurut Jokowi adalah yang penting stabilitasi bangsa yang harus terjaga. Menurut dia, tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapai kemakmuran saat kondisi negara itu tidak stabil.

“Ndak ada. Tunjukkan negara mana. Saat negaranya terpecah nggak akan mencapai kemakmuran. Kisruh terus nggak akan namanya mencapai sebuah kemakmuran,” ujar Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, (15/62023) lalu.

Selanjutnya, acuan kedua, harus ada keberlanjutan dan kesinambungan. Kepala negara mengatakan, jika sudah SMA, seharusnya harus diteruskan hingga perguruan tinggi, jangan sampai kembali lagi ke SD. Jokowi mengibaratkan kepemimpinan itu sebagai tongkat estafet yang harus berkelanjutan.

BACA JUGA: Situs Judi Online Siap Diblokir Kemenkominfo

SDM harus diperkuat menuju Indonesia emas 2045

Acuan ketiga, sumber daya manusia yang disebut Jokowi sebagai kekuatan besar Indonesia. Namun, dia berujar, jangan hanya menang dari segi jumlah.

“Tetapi juga harus dari segi kualitas SDM-nya. baik secara fisik, skill, karakter, produktif, dan disiplin. Ini yang harus dibenahi total termasuk penguasaan Iptek,” tutur Jokowi.

Dia mengatakan pada 2030 Indonesia akan megalami puncak bonus demografi di mana 68,3 persen total penduduk Indonesia berusia produktif yang ini terjadi hanya sekali dalam peradaban sebuah negara.

Indonesia emas 2045 bisa menjadi peluang atau ancaman

Jokowi mengatakan Indonesia emas 2045 bisa menjadi peluang, tapi juga bisa jadi sebuah bencana, jika Indonesia tidak bisa mengelolanya.

Jokowi juga melihat berdasarkan pemberitaan, di negara lain karema sulit mencari kerja, lulusan S2 yang seharusnya bisa menjadi guru sampai harus menjadi tukang sapu.

Dia juga mencontohkan ada sebuah negara di Benua Afrika yang pada 2015 mendapatkan bonus demografi, tapi dalam 7 tahun justru terjadi pengangguran yang melonjak hingga 33,6 persen.

“Saya tidak usah sebut negaranya mana, tapi saya yakin bapak ibu tahu. Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu. Tapi kita harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini,” tutur Jokowi.

BACA JUGA: Ramai Penipuan Atas Nama Telkomsel, Cegah dengan ini!